Tips Memilih Areal Untuk Pembibitan Kelapa Sawit

Tujuan Pembibitan Kelapa Sawit adalah untuk menghasilkan bibit kelapa sawit yang berkualitas tinggi yang harus tersedia sesuai dengan kebutuhan tahapan penanaman oleh kebun itu sendiri, ataupun untuk dijual kembali. Pembibitan Adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi semai / bibit dan memeliharanya sampai bibit siap ditanam ke areal / lapangan tujuannya adalah untuk menyiapkan bibit kelapa sawit sesuai standar dan tepat waktu untuk ditanam ke lapangan.

Dalam pemilihan lahan ini perlu diperhatikan beberapa kriteria lahan yang cocok untuk pembibitan, diantaranya adalah 
1. Dekat dengan sumber air tapi tidak banjir
2. Lahan datar atau kemiringannya tidak lebih dari 3°
3. Dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi
4. Tidak jauh dari areal yang akan ditanami
5. Tersedia Top Soil (lapisan atas tanah/humus) dalam jumlah yang cukup untuk pengisian polybag.
6. Aman dari segala gangguan termasuk pohon tinggi di sekitar lokasi pembibitan.

Topography (Kemiringan)

Lokasi untuk pembibitan harus dipilh pada wilayah yang datar dengan kemiringan 0 – 3 derajat, dekat dengan sumber air yang cukup besar  untuk irigasi namun tidak kena banjir atau tergenang.

Area

Dalam satu hektar dapat ditempat sebanyak 19.900 polybag besar dengan jarak 0,76 m segi tiga sama sisi. Pola ini dapat dijadikan dasar penghitungan ukuran Pembibitan (nursery) yang akan dibuat. Namun pola tersebut tidak selalu sama, karena dapat juga dibuat dengan kepadatan yang lebih rendah yaitu sebanyak 13.000 polybag besar per hektar dengan jarak 0,91 m segi tiga sama sisi. Pola ini dibuat untuk mencegah persaingan sinar matahari antar bibit serta lebih memudahkan untuk kontrol dan pemupukan.

Aksesibilitas dan Jalan di Pembibitan

Jaringan jalan di main nursery dan hubungan satu dengan lainnya harus di rancang dengan seksama dan disesuaikan dengan pola peletakan polybag besar serta type irigasi penyiraman yand hendak digunakan.
Jalan keluar masuk ke main nursery juga harus dibuat cukup lebar agar kendaraan yang membawa material bisa lewat dengan mudah, puncaknya terutama pada periode penanaman ke lapangan.

Sumber Air

Kebutuhan air yang cukup jernih (kualitas dan kuantitas) harus dipastikan sebelum lahan pembibitan disiapkan. Sumber air yang terbaik adalah bila ada danau/situ atau sungai di dekat lokasi pembibitan. Namun bila tidak ada, sebaiknya dipersiapkan kolam penampung air yang cukup, kurang lebih berukuran sepetanir 5(P) x 5(L) x 3 (T) untuk kemudian pompa air dengan kapasitas yang memadai  di tempatkan dekat kolam tersebut dan dihubungkan dengan jaringan irigasi penyiraman.  Jumlah kolam dan jumlah pompa air (dengan kapasitas cukup) yang harus dipersiapkan bergantung kepada jumlah bibit dan luas pembibitan.

Drainage

Lokasi pembibitan yang dipilih, harus bebas dari banjir yang dapat merusak bibit dan gudang penyimpanan material. Selain daripada itu,  lahan harus dibuat agar tidak mudah tergenang air.

PENYIAPAN LAHAN PEMBIBITAN

Penyiapan lahan pembibitan merupakan langkah awal yang penting agar diperoleh  pertumbuhan bibit yang optimum, kemudahan pemeliharaan bibit, akses kedalam ke masing masing bibit dan untuk menjaga kebersihan lokasi pembibitan.

Empat kegiatan yang terkait dengan penyiapan lahan pembibitan adalah :
1) Rancang Bangun Pembibitan (nursery design
2) Pembersihan lahan (Land clearing
3) Pemagaran (fencing) dan
4) Pemancangan (lining).

1. Nursery Design

Design pembibitan yang baik selalu mempertimbangkan adanya kemudahan akses bagi kendaraan yang keluar masuk lokasi pembibitan guna mengangkut material dan terutama mengangkut bibit yang akan di tanam di lapangan pada saatnya kelak.
Sasaran utama ini ditunjukkan dalam design tata ruang yang menggambarkan semua jaringan jalan serta gang antar blok bibit dan jaringan irigasi

2.  Land Clearing

Setelah batas batas calon lahan pembibitan ditentukan, perataan tanah harus sudah dilaksanakan paling lambat 2 bulan sebelum kecambah datang. Langkah selanjutnya adalah membuat pagar sekeliling lahan pembibitan, mengisi top soil kedalam polybag besar dan memasang jaringan irigasi penyiraman. 

PENENTUAN LUAS BIBITAN:

Umur bibit siap tanam yang optimum adalah 11 s/d 13 bulan. Sedangkan jarak antara polybag pada Main Nursery harus 90 cm, dengan bentuk segitiga sama sisi, sehingga luas 1 Ha bibitan dapat menampung lebih kurang 12.000 bibit.

PERSIAPAN LAHAN DAN PELAKSANAAN PEMBIBITAN :

Lahan bibitan harus sudah dalam kondisi bersih lengkap dengan instalasi air dan jaringan jalan sebelum penanaman kecambah dimulai, dan untuk Perusahaan Besar biasanya pembibitan dilakukan dengan 2 tahapan, dan untuk kebun pribadi lebih sering melakukan satu tahapan saja (untuk hemat cost/biaya).

Sistem Irigasi

Tujuan penerapan sistem irigasi yang tepat adalah untuk memastikan bahwa masing-masing polybag bibit dilapangan memperoleh air yang cukup setiap hari untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal.
Penyiraman bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mist irrigation), dengan demikian air yang digunakan juga harus bermutu baik dan bersih dengan pH air minimum 4.

Ukuran Mesin dan Pompa Air

Kapasitas mesin dan pompa air yang digunakan dengan sistem Mist Irrigation (pengairan berkabut) dan menggunakan Sumizansui sesuai dengan kondisi di lapangan, dan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Luas Plot Bibitan
Ukuran Pompa
Ukuran Mesin
s/d 15 Ha
270 USGM @ 150 FT Head
20 HP @ 1.250 RPM
>15 s/d 25 Ha
540 USGM @ 150 FT Head
35 HP @ 1.300 RPM
Luas areal pembibitan tergantung dengan luas lahan yang rencananya akan  ditanam, jika rencana tanam 750 Ha maka diperlukan areal pembibitan :
a.      Pembibitan Utama : 15 Ha
b.      Pembibitan Awal   :  500 m2

Untuk menghitung  kebutuhan bibit per hektar tanam dilapangan adalah populasi per hektar ditambah 30 %, jika populasi per ha 130 pk maka ditambah 39 lagi untuk persiapan penyisipan nanti.
Sampai saat ini bibit kelapa sawit berasal dari biji yaitu hasil perkawinan buatan dari induk yang terpilih. Secara genetis tiap bibit memiliki pertumbuhan dan produksi yang berbeda,sehingga seleksi bibit mutlak diperlukan.

Di pembibitan sawit akan dijumpai bibit – bibit yang pertumbuhannya tidak normal, baik akibat genetis maupun karena kesalahan kultur teknis. Selanjutnya apabila bibit – bibit tidak normal tersebut ditanam kelapangan , maka akan diperoleh tanaman yang sama sekali tidak berbuah atau berproduksi sangat rendah ( 25 – 30 ) % dari tanaman normal. Pekerjaan membuang bibit – bibit yang tidak normal dipembibitan disebut seleksi bibit (culling).

author: jacq planter

Share this:

Share this with short URL: Get Short URL loading short url
Loading...
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai
How to style text in Disqus comments:
  • To write a bold letter please use or .
  • To write a italic letter please use or .
  • To write a underline letter please use .
  • To write a strikethrought letter please use .
  • To write HTML code, please use or
    or
    , and please parse the code in the parser box below.
Show Parser Box

No comments